MOEHAMMAD IRFAN MAULANA

Jumat, 12 September 2014

GERAKAN NON-BLOK

Gerakan Non-Blok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gerakan Non-Blok (GNB)
Non-Aligned Movement
Negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (2005). Warna biru muda merupakan negara peninjau.
Biro KoordinasiJakarta,Indonesia
Keanggotaan
  • 120 anggota
  • 17 peninjau
Pemimpin
 - Kepala bagian
pengambilan keputusan
Konferensi Kepala Negara atau Pemerintah Negara-negara Non-Blok[1]
 - Sekretaris jenderalHassan Rouhani
Pendirian1961, diBelgrade
sebagaiConference of Heads of State of Government of Non-Aligned Countries
Situs web resmi
csstc.org
Gerakan Non-Blok (GNB) (bahasa InggrisNon-Aligned Movement/NAM) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 100 negara-negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Tujuan dari organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialismekolonialisme,neo-kolonialismeapartheidzionismerasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemonidan menentang segala bentuk blok politik.[2] Mereka merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan hampir 2/3 keangotaan PBB. Negara-negara yang telah menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT) Non-Blok termasuk YugoslaviaMesirZambiaAljazair,Sri LankaKubaIndiaZimbabweIndonesiaKolombiaAfrika Selatan dan Malaysia.
Anggota-anggota penting di antaranya YugoslaviaIndiaMesirIndonesiaPakistanKubaKolombiaVenezuelaAfrika Selatan,IranMalaysia, dan untuk suatu masa, Republik Rakyat Tiongkok. Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang dekat seperti NATO atau Pakta Warsawa, negara-negara anggotanya tidak pernah mempunyai kedekatan yang diinginkan dan banyak anggotanya yang akhirnya diajak beraliansi salah satu negara-negara adidaya tersebut. Misalnya, Kuba mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin. Atau India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawanTiongkok selama beberapa tahun. Lebih buruk lagi, beberapa anggota bahkan terlibat konflik dengan anggota lainnya, seperti misalnya konflik antara India dengan Pakistan, Iran dengan Irak. Gerakan ini sempat terpecah pada saat Uni Soviet menginvasiAfganistan pada tahun 1979. Ketika itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi sementara anggota GNB, terutama negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin melakukan hal yang sama untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian nonintervensi.

0 komentar:

Posting Komentar