MOEHAMMAD IRFAN MAULANA

Jumat, 12 September 2014

SERANGAN UMUM 1 MARET

Serangan Umum 1 Maret 1949

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Serangan Umum 1 Maret 1949
Bagian dari Perang Kemerdekaan Indonesia
Monumen 1 Maret 1949.JPG
Monumen Serangan Umum 1 Maret
TanggalMaret 1949
LokasiYogyakarta
Hasil
  • Kemenangan strategis Indonesia
  • Kemenangan taktis Belanda
Pihak yang terlibat
 Indonesia Belanda
Komandan
Jendral Soedirman
Kolonel A.H Nasution
Letkol Soeharto
Van Mook
Louis Joseph Maria Beel
Kekuatan
Tidak diketahuiTidak diketahui
Korban
300 prajurit tewas dan 53 anggota polisi tewas.6 orang tewas dan diantaranya adalah 3 orang anggota polisi; selain itu 14 orang mendapat luka-luka.
Rakyat yang tewas tidak dapat dihitung dengan pasti.
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakartasecara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi dari Panglima Divisi III, Kol.Bambang Sugeng,[butuh rujukan] untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI - berarti juga Republik Indonesia - masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada waktu itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III turut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Kurang lebih satu bulan setelah Agresi Militer Belanda II yang dilancarkan pada bulan Desember 1948, TNI mulai menyusun strategi guna melakukan pukulan balik terhadap tentara Belanda yang dimulai dengan memutuskan telepon, merusak jalankereta api, menyerang konvoi Belanda, serta tindakan sabotase lainnya.
Belanda terpaksa memperbanyak pos-pos disepanjang jalan-jalan besar yang menghubungkan kota-kota yang telah diduduki. Hal ini berarti kekuatan pasukan Belanda tersebar pada pos-pos kecil diseluruh daerah republik yang kini merupakan medangerilya. Dalam keadaaan pasukan Belanda yang sudah terpencar-pencar, mulailah TNI melakukan serangan terhadap Belanda.

0 komentar:

Posting Komentar